FIMOSIS
Oleh : Yani Widi Astuti
A. Pengertian Fimosis
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis
(preuputium) melekat pada bagian kepala (glans) dan mengakibatkan tersumbatnya
lubang saluran air seni, sehingga bayi dan anak jadi kesulitan dan kesakitan
saat kencing.
Fimosis adalah suatu
penyempitan lubang kulit preputium, sehingga tidak dapat ditarik (diretraksi)
ke atas glans penis.
Sebenarnya yang berbahaya bukanlah fimosis itu
sendiri, melainkan, timbulnya infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri dan
kanan, kemudian ke ginjal. Infeksi ini memang dapat menjalar ke ginjal dan
menimbulkan kerusakan pada ginjal.
Apabila preputium melekat pada glan
penis, maka cairan smegma, yaitu cairan putih, kental, yang biasanya mengumpul
diantara kulit kulup dan kepala penis akan tertimbun di tempat itu, sehingga
mudah sekali terjadi infeksi. Biasanya yang di serang adalah bagian ujung
penis, sehingga disebut infeksi ujung penis atau blanitis. Sewaktu akan
kencing, anak menjadi rewel yang terlihat adalah kulit kulup terbelit dan
menggelembung.
B. Etiologi
Kelainan ini juga menyebabkan bayi atau anak sukar
berkemih. Kadang – kadang begitu sukar sehingga kulit preputium menggelembung
seperti balon. Banyak anak sering menangis keras sebelum urin keluar. Keadaan demikian
lebih baik segera disunat, tetapi kadang orang tua tidak tega karena bayi masih
kecil. Untuk menolongnya dapat dicoba dengan melebarkan lubang preputium dengan
cara mendorong kebelakang kulit preputium tersebut dan biasanya akan terjadi
luka. Untuk mencegah infeksi dan agar luka tidak merapat lagi pada luka
tersebut dioleskan salep. Tindakan ini mula – mula dilakukan oleh dokter,
selanjutnya dirumah orang tua sendiri diminta melakukannya seperti yang
dilakukan dokter (pada orang barat, sunat dilakukan pada bayi laki – laki ketika
masih dirawat atau ketika baru lahir). Tindakan ini dimaksudkan untuk
kebersihan / mencegah infeksi.
Adanya smegma pada ujung prepusium
juga menyulitkan bayi berkemih maka setiap memandikan bayi hendaknya prepusium
didorong ke belakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan kapas yang telah
dijerang dengan air matang.
Untuk mengetahui adanya kelainan saluran kemih pada bayi, tiap
bayi baru lahir harus diperhatikan apakah bayi telah berkemih setelah lahir atau paling lambat 24 jam setelah
lahir. Perhatikan apakah urin banyak atau sedikit sekali bila terdapat gangguan
ekskresi bayi akan terlihat sembab pada mukanya. Apabila ada kelainan misalnya kista, perut bayi akan terlihat lebih
besar dari normal. Sampai bayi umur 3 hari pengeluaran urin tidak terpengaruh
oleh pemberian cairan. Baru setelah umur 5 hari dapat terpengaruh.
Hispopadia adalah kelainan bawaan
berupa lubang uretra yang terletak di bagian bawah dekat pangkal penis. Jika
lubang kecil saja tidak memerlukan tindakan karena akan dapat menutup sendiri.
Tetapi jika lubang tersebut besar perlu tindakan bedah dan menunggu anak sudah
tidur remaja (epispadia, jika lubang terletak dipunggung penis).
Bila ditemukan adanya ureter yang
buntu maka keadaan
bayi makin parah. Jika tidak segera dilakukan tindakan dapat menyebabkan
terjadinya hidronefrosis. Bayi dengan ginjal biasanya juga menderita kista pada
bagian
tubuh lainnya seperti pada hati, paru dan saluran empedu. Berdasarkan kenyataan
tersebut yang menyebabkan gangguan tumbuh kembang janin pada ibu yang menderita kista ginjal sebaiknya tidak hamil , karena
kemungkinan besar bayinya akan menderita kista ginjal bahkan lebih parah.
Fimosis
dapat disebabkan oleh:
·
Kegagalan
kulup untuk melonggar selama proses pertumbuhan
·
Infeksi
seperti balinitis
·
Cacat
yang disebabkan oleh trauma
·
Penyakit
pada alat kelamin.
Infeksi yang terjadi kemungkinan
timbul dari ketidakmampuan melakukan pembersihan yang efektif sehingga
menyebabkan pembengkakan, kemerahan dan rasa sakit di daerah tersebut.
C. Patofisiologi
Pada bayi, preputium normalnya
melekat pada glans tapi sekresi materi subaseum kental secara bertahap
melonggarkannya. Menjelang umur 5 tahun, preputium dapat ditarik ke atas glans
penis tanpa paksaan.
Tapi karena adanya
komplikasi sirkumsisi, dimana terlalu banyak preputium tertinggal, atau bisa
sekunder terhadap infeksi yang timbul di bawah preputium yang berlebihan. Sehingga pada akhirnya, preputium menjadi melekat dan fibrotik kronis di
bawah preputium dan mencegah retraksi.
D. Tanda
dan gejala
a.
Kadang-kadang
keluhan pada ujung kemaluan menggembung saat mulai miksi yang kemudian
menghilang setelah berkemih. Hal tersebut disebabkan oleh urin yang keluar
terlebih dahulu tertahan dalam ruangan yang dibatasi oleh kulit pada ujung
penis sebelum keluar melalui muaranya yang sempit.
b.
Biasanya
bayi menangis dan mengejan saat BAK karena timbul rasa sakit.
c.
Kulit penis
tidak bisa ditarik kearah pangkal ketika akan dibersihkan
d.
Air seni
keluar tidak lancar. Kadang-kadang menetes dan kadang-kadang memancar dengan
arah yang tidak dapat diduga
e.
Bisa juga
disertai demam
f.
Iritasi pada
penis
E.
Komplikasi
Pada 90% laki-laki yang dikhitan kulup zakar menjadi
dapat ditarik kembali (diretraksi)
pada umur 3 tahun. Firnosis adalah ketidak mampuan kulup zakar untuk diretraksi
pada umur tertentu yang secara normal harus dapat diretraksi. Fimosis dapat
kongenital
atau sekuele radang. Fimosis yang sebenarnya biasanya memerlukan bedah
pelebaran atau pembesaran cincin fimosis atau khitan. Akumulasi smegma di buah
kulup zakar infatil fimosis patologis dan fimosis memerlukan pengobatan bedah.
F.
Penatalaksanaan
Beberapa
ahli medis memiliki pendapat berbeda mengenai pengobatan terhadap kondisi ini,
diantaranya ada yang melarang melakukan perawatan bedah sampai anak tersebut
mencapai pubertas. Namun jika penyebab dari fimosis ini adalah akibat infeksi
balanitis xeroticia obliterans, maka satu – satunya pengobatan adalah melakukan
bedah sunat.
Beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk
mengatasi fimosis, yaitu:
a.
Menggunakan
krim tropis, steroid dan non-steroid yang dioleskan pada bagian kulup.
b.
Peregangan
bertahap untuk membuka kulup sehingga lebih longgar.
c.
Pembedahan
untuk membentuk kembali kulup dan membuatnya lebih lebar.
Umumnya jika fimosis tak kunjung
sembuh setelah diberikan pengobatan berupa krim dan peregangan, maka dokter
akan menyarankan dilakukan sunat untuk membuang kulit kulup tersebut.
Hingga kini sunat atau khitan masih
menjadi pengobatan yang efektif untuk fimosis, dan sunat ini sendiri tidak akan
mengganggu fungsi reproduksi dari anak tersebut nantinya. Setelah dilakukan
sunat, orangtua dan anak harus menjaga kebersihannya agar tidak terjadi infeksi
yang dapat menghambat saluran kemih kembali. Selain itu usahakan untuk selalu
membersihkan kepala penis perlahan-lahan setiap kali anak selesai buang air
kecil. Hal ini penting untuk menjaga kebersihan dan mencegah penyumbatan
saluran kemih oleh kotoran.
Tidak menarik prepusium ke belakang secara paksa karena bisa menyebabkan
infeksi.Menjaga personal hygiene terutama penis dan tidak mencuci penis dengan
banyak sabun. Melakukan sirkumsisi (khitan), sebaiknya sirkumsisi dilakukan
sebelum bayi berumur 7 tahun.
Blog yang menarik dan informatif sekali
BalasHapusTaukah Anda Bahaya Kulup Terlalu Panjang? Kulup terlalu panjang dapat menjadi masalah tersendiri bagi kaum pria, karena hal ini dapat berisiko untuk menyimbulkan bahaya. Maka itu untuk pria mengalami kulup terlalu panjang sebaiknya menjaga kebersihan dan melakukan sunat.
Kulup adalah kulit yang menutupi setengah atau seluruh kepala penis atau glans penis atau pentup dari kepla penis, pada kulup penis terdiri dari jaringan otot pada pria yang terdiri selaput lender, pembuluh saraf serta kulit yang menutupi glen penis atau ujung dari penis. Sifat dari kulup berbentuk elastis dan mudah untuk ditarik kebelakang.
Klinik Apollo Adalah Rumah Sakit di Jakarta, Dibidang Andrologi dan Ginekologi, terbaik dan Nomor 1 di jakarta memberikan layanan medis prima, dilengkapi alat medis yang modern menyembukan berbagai penyakit kelamin seperti Gonore, Kencing nanah, Sipilis sifilis,Kutil kelamin , Kondiloma akuminata, Kutu kelamin, Keputihan, Ejakulasi Dini.
Bahaya Kulup Panjang
Apa itu Kulup panjang
Rumah sakit Sunat Aman