Oleh : Sinarahulan
1.
Vaginitis
1.1
Pengertian
Vaginitis
adalah diagnosis masalah ginekologis yang paling sering terjadi di pelayanan
primer. Pada sekitar 90% dari perempuan yang terkena, kondisi ini disebabkan
oleh vaginosis bakterial, kandidiasis atau trikomoniasis vulvovaginal.
Vaginitis merupakan infeksi vagina yang dapat terjadi secara langsung pada luka
vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan,
terjadi ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal
terbatas. (Wiknjosastro, 2007).
Vaginitis adalah infeksi
pada vagina yang disebabkan oleh vaginisis bakterial, kandidiasis/
trikomoniasis vulvo vaginal, dan zat yang bersifat iritatif (Mochtar, 2003)
1.2
Etiologi
Vaginitis
dapat disebabkan oleh:
1. Infeksi
a.
Bakteri
(misalnya klamedia gonokokus)
b.Jamur (misalnya kandida), terutama pada penderita
diabetes dan wanita hamil serta pemakai antibiotic.
c. Protozoa (misalnya trikomonas vaginalis)
d.
Virus (misalnya
HPV dan Herpes)
2. Zat atau benda yang bersifat iritatif
Misalnya
spermisida, pelumas, diafragma, penutup serviks dan spons, pembilas vagina,
pakaian dalam yang terlalu ketat yang tidak berpori dan tidak menyerap
keringat.
3. Tumor
ataupun jaringan abnormal lainnya.
4. Perubahan
hormonal.
1.3
Patofisiologi
Flora vagina terdiri atas banyak jenis kuman, antar lain basil doderlein,
streptokokkus, stafilokokkus, difteroid, yang dalam keadaan normal hidup dalam
simbiosis diantara mereka. Jika simbiosis ini terganggu, dan jika kuman-kuman
seperti streptokokkus, stafilokokkus, basil koli dan lain-lain dapat berkembang
biak, timbullah vaginitis non spesifik. Antibiotik, kontrasepsi, hubungan
seksual, stress dan hormone dapat merubah lingkungan vagina dan dapat
memungkinkan organism pathogen tumbuh. Pada vaginosis bacterial dipercayai
bahwa beberapa kejadian yang provokatif menurunkan jumlah hydrogen peroksida
yang diproduksi C. acidophilus organism. Hasil dari perubahan pH yang terjadi
memungkinkan perkembangbiakan berbagai organism yang biasanya ditekan
pertumbuhannya seperti G. vaginalis, M.Hominis, dan Mobiluncus spesies.
Organism tersebut memproduksi berbagai produk metabolik seperti amine, yang
akan meningkatkan pH vagina dan menyebabkan ekspoliasi sel epitel vagina. Amine
inilah yang menyebabkan adanya bau yang tidak enak pada infeksi vaginosis
bacterial dengan fisiologi yang sama, perubahan lingkungan vagina, seperti
peningkatan produksi glikogen pada saat kehamilan dan tingkat progesterone
karena kontrasepsi oral memperkuat penempelan C.albikans ke sel epitel vagina
dan memfasilitasi pertumbuhan jamur. Perubahan ini dapat mentransformasi
kondisi kolonissi organism yang
asimptomatik menjadi infeksi yang simptomatik. Pada pasien dengan trikomoniasis
perubahan tingkat estrogen dan progesterone sebagaimana juga peningkatan pH
vagina dan tingkat glikogen dapat memperkuat pertumbuhan dan virulensi
trikomonas vaginalis.
1.4
Tanda dan Gejala
Gejala
yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina.
Dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak, baunya menyengat atau disertai
gatal-gatal dan nyeri.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan warnanya bermacam-macam. Misalnya bisa seperti keju atau kuning kehijauan atau kemerahan.
Infeksi vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih, abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.Infeksi karena Trichomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya sangat hebat.
Cairan
yang encer dan terutama jika mengandung darah, bisa disebakan oleh kanker
vagina, serviks (leher rahim) atau endometrium. Polip pada serviks bisa
menyebabkan perdarahan vagina setelah melakukan hubungan seksual. Rasa gatal
atau rasa tidak enak pada vulva bisa disebabkan oleh infeksi virus papiloma
manusia maupun karsinoma in situ (kanker stadium awal yang belum menyebar ke
daerah lain).
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
Luka terbuka yang menimbulkan nyeri di vulva bisa disebabkan oleh infeksi herpes atau abses. Luka terbuka tanpa rasa nyeri bisa disebabkan ole kanker atau sifilis. Kutu kemaluan (pedikulosis pubis) bisa menyebabkan gatal-gatal di daerah vulva.
1.5
Jenis-Jenis
Vaginitis
1.Vaginitis trichomonas vaginalis
Infeksi
ini disebabkan oleh trichomonas vaginalis yang mempunyai bentuk kecil, berambut
getar dan lincah bergerak. Gejala utamanya : terdapat keputihan encer sampai
kental, warna kekuning-kuningan, terasa gatal dan terasa membakar, berbau, ada
bintik pada dinding vagina.

Gambar 1.1 Vaginitis trichomonas vaginalis
2.Vaginitis kandidiasis
Infeksi ini disebabkan oleh jamur candida albikans.
Vaginitis kandidiasis sering dijumpai pada wanita hamil, karena terdapat
perubahan asam basa. Gejala vaginitis kandidiasis antara lain : terdapat
keputihan kental bergumpal, terasa sangat gatal dan mengganggu, pada dinding
vagina sering dijumpai membran putih yang bila dihapuskan dapat menimbulkan
perdarahan.

Gambar 1.2. Vaginitis kandidiasis
1.6
Diagnosis
1.
Diagnosis ditegakkan
berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang
keluar dari vagina
2.
Untuk mengetahui adanya
keganasan, dilakukan pemeriksaan Pap
smear
3. Apabila
kecurigaan kemungkinan adalah jamur periksa cairan vagina dengan KOH 10 – 40 %
dilihat secara mikroskopis
4. Pemeriksaan
hapusan / swab vagina dengan pewarnaan untuk ,mengetahui jenis bakteri
5. pada
pemeriksaan di bawah mikroskop, > 20% sel epitel vagina adalah sel ”clue”
(sel dengan batas tidak jelas, dotted with bacteria)
6. sekret
berwarna abu-abu seperti susu, homogen, sekret kental/menempel
1. Pencegahan
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan dapat meredakan beberapa gejala:
Kebersihan yang baik dapat mencegah beberapa jenis vaginitis dari berulang dan dapat meredakan beberapa gejala:
a.
Hindari bathtub dan
pusaran air panas spa. Bilas sabun dari luar daerah genital Anda setelah mandi,
dan keringkan area itu dengan baik untuk mencegah iritasi. Jangan gunakan sabun
wangi atau kasar, seperti yang dengan deodoran atau antibakteri.
b.
Hindari iritasi. Ini
termasuk tampon dan bantalan berparfum.
c.
Usap dari depan ke
belakang setelah menggunakan toilet. Hindari penyebaran bakteri dari tinja ke
vagina.
Hal-hal
lain yang dapat membantu mencegah vaginitis meliputi:
a. Jangan
gunakan douche. Vagina anda tidak memerlukan pembersihan lain dari mandi biasa.
Berulang menggunakan douche mengganggu organisme normal yang berada di vagina
dan dapat benar-benar meningkatkan risiko infeksi vagina. Douche tidak
menghilangkan sebuah infeksi vagina.
b. Gunakan
kondom lateks laki-laki. Ini membantu mencegah infeksi yang ditularkan melalui
hubungan seksual.
c. Pakailah
pakaian katun dan stoking dengan pembalut di selangkangannya. Jika Anda merasa
nyaman tanpa itu, langsung mengenakan pakaian tidur. Ragi tumbuh subur di lingkungan
lembab.
2.
Pengobatan
Jika
cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan.
Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi, diberikan antibiotik, anti-jamur atau anti-virus, tergantung kepada organisme penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan terlalu lama dan terlalu sering karena bisa meningkatkan resiko terjadinya peradangan panggul.
Jika
akibat infeksi labia (lipatan kulit di sekitar vagina dan uretra)
menjadi menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.Selain
antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propionat agar
cairan vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan.bakteri.
Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat.yang.sama.
Pada infeksi menular seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi, kedua pasangan seksual diobati pada saat.yang.sama.
Penipisan
lapisan vagina pasca menopause diatasi dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk
tablet, plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Pengobatan Umum
Untuk Vaginitis & Vulvitis
Jenis Infeksi
|
Pengobatan
|
Jamur
|
a. Miconazole, clotrimazole, atau terconazole (krim,
tablet vagina atau supositoria)
b. Fluconazole atau ketoonazole (tablet)
|
Bakteri
|
Biasanya metronidazole atau c;indamycin (tablet
vagina) atau metronidazole. Jika penyebabnya gonokokus biasanya diberikan
suntikan ceffriaxon dan tablet doxicylin.
|
Klamidia
|
Doxicylin atau ozithromycin (tablet)
|
Trikomonas
|
Metronidazole (tablet)
|
HPV (kutil genetalis)
|
Asam triklorasetat (dioleskan ke kutil), untuk
infeksi yang berat digunakan larutan nitrogen atau fluorouracil (dioleskan
dikutil)
|
Virus Herpes
|
Acyclovir (tablet atau salep)
|
Selain
obat-obatan, penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya
terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun
gliserin).
Untuk
mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres dingin pada vulva
atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet).
Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan antihistamin per-oral (tablet).
Krim atau tablet acyclovir diberikan untuk mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
1.8 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi karena vaginitis yaitu
serviksitis, penyakit radang panggul dan infeksi traktus urinarius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar